RSS

Ummi Curhat

Rabu (17/9) sore usai berbuka puasa, tiba-tiba saya ditelepon istri yang masih tinggal di rumah mertua di Brebes, Jawa Tengah. “Bi, saya mau curhat nih,” kata istri dengan nada mendesak. Rupanya, istri mau menceritakan kondisi ekonomi teman satu group pengajiannya yang memprihatinkan.

Menurut istri, temannya terpaksa tidak bisa mengeluarkan infaq karena untuk memenuhi kebutuhan makan saja masih kesulitan. Suaminya sudah tidak bekerja lagi sebagai pengrajin kayu rotan di Cirebon, Jawa Barat. Padahal, saat itu memiliki anak seusia Fadia, anak saya yaitu 5 bulan.

Kalau mendengar ceritanya kasihan bi, karena tidak bisa membeli makanan akibat suami tidak bekerja,” kata istri dengan nada semangat ingin membantunya.

Istri pun melanjtukan ceritanya tentang temannya itu dengan penuh keprihatinan. “Gimana ya caranya membantu teman saya, tidak tega mendengar ceritanya apalagi sedang menyusui,” katanya dengan penuh harap saya bisa memberikan solusi.

Setelah mendengarkan cerita dari istri selama 30 menit, saya pun mulai angkat bicara sedikit memberikan jalan keluar. Saya menyarankan agar istri menyampaikan kepada temannya itu untuk mengajukan kredit ke Bank, karena ada program kredit usaha rakyat (KUR) yang tanpa agunan.

Coba saja temannya umi membuat kerajinan rotan sendiri di rumah, yah paling tidak dua atau lima. Nanti, setelah itu mengajukan KUR ke Bank yang telah ditunjuk pemerintah yaitu Bank Mandiri, Mandiri Syariah, Muamalat, BNI atau BRI. Usai memberikan saran, kebiasaan mimpi saya pun kembali muncul.

Andaikan Allah mengizinkan saya menjadi orang yang mampu, ingin rasanya saya memberikan solusi kongkrit dengan menyediakan modal usaha kepada teman istri saya tadi. Demikian lamunan saya menerawana seraya memanjatkan doa kepada sang maha kaya Allah SWT.

Semoga saja rasa empati istri dapat membantu mimpi saya terkabulkan sehingga bukan saja membantu omongan, yang saya yakin tidak riil. ***

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: