RSS

Jangan Menyerah

Jadilah perempuan seperti Siti Hajar yang tak kenal kata menyerah. Berulangkali ia bolak-balik mencari sumber mata air untuk diberikan kepada anaknya Ismail.

Tak ada keluh kesah dalam jiwanya yang suci, tak ada kata putus asa dalam batinnya yang teduh penuh keibuan. Perasaan sayang yang dibingkai dengan ketaatan kepada Allah SWT telah membuat keteguhan hatinya untuk terus berjuang dan berupaya mencari sumber mata air.

Fadia, pesan abi ini sengaja disampaikan kepadamu disaat usia Fadia masih 2,5 bulan. Meskipun engkau tidak mendengar secara kasat mata tapi abi yakin, Allah SWT akan menyampaikan pesan ini kepadamu.

Ikatan darah dan batin yang sudah menjelma dalam dirimu akan menjadi pemantik. Jadikanlah dirimua sebagai seorang muslimah yang teguh memegang prinsip ilahiah. Jadikanlah dirimu sosok wanita yang mengagumkan, bukan karena kecantikan dan keanggunanmu tapi karena akhak dan kecerdasanmu dalam menyampaikan pesan Ilahiyah dari Rabbmu.

Yakinlah bahwa hanya orang tangguh yang akan memegang kekuasaan di muka bumi ini. Ingat ketangguhan Muhammad, yang tidak jera dengan olok-olok kaummya yang tidak mengetahui kebenaran.

Ingat ketangguhan Khodijah dalam melakukan perdagangan. Ingat ketangguhan Asiah, istri Firaun yang tetap teguh dalam kebenaran dan tidak tergoda dengan gemerlap istana yang mengagumkan manusia. Selama berjuang ****

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sabar Ya Nak

Meskipun usianya baru 2,5 bulan, Fadia terliaht begitu aktif. Badannya digeser-geser seperti ingin berdiri dan menatap dunia yang katanya menggoda dan gemerlap oleh berbagai perhiasan yang memukau manusia.

Genggaman tangannya selalu begerak seolah ingin merebut sesuatu. Dari mulutnya yang mungil selalu terdengar suara ha…ha, seolah ingin mengatakan kepada dunia inilah saya mujahidah yang siap berjuang untuk membuktikan kebenaran agama Islam.

Sabar yang nak, suatu saat apa yang engkau inginkan dan buktikan akan bisa dilakukan. Berdoalah dan berjuanglah untuk agamamu. Tapi ingat, berjuanglah engkau dengan bahasa kemanusiaan yang penuh kedamaian dan simpai sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Muhammad saw, yaitu nabimu, anutanmu.

Dialah orang yang layak engkau jadikan panutan selain Aisyah, Khodijah dan Asiah. Abi dan ummi akan selalu mendukung dan berdoa untuk mendampingmu dalam upaya pembuktian akan kebenaran agama Islam. ***

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kapan Punya Mobil

Sebagai manusia normal yang memiliki ambisi untuk hidup lebih baik tentunya ada keinginan memiliki sesuatu yang belum dicapai. Apalagi sesuatu itu begitu penting untuk segera dimiliki.

Sebagai seorang wartawan junior di salah satu surat kabar local terbesar di Banten. Saya pun memiliki keinginan untuk segera memiliki kendaraan roda empat.

Sebetulnya keinginan memiliki mobil hanyalah mimpi saya supaya ada semangat untuk bekerja. Maklum, jika dilihat dari gaji saya sebagai wartawan jelas keinginan itu tidak mungkin.

Hitung-hitungan kasar saya keinginan itu jelas tidak mungkin, yah jelas tidak mungkin. Namun, baying-bayang impian itu tetap menggelayuti alam pikiran saya apalagi sejak istri berada di rumah mertua di Brebes, Jawa Tengah.

Betapa repotnya saya ketika ingin pulang ke menemui istri. Naik kendaraan bus memang gampang tapi butuh kesabaran yang ekstra karena sering berhenti.

Secercah harapan untuk memiliki mobil kian membara ketika saya membaca pengumuman sayembara Wiranto mendengar. Di sana ada kategori perlombaan menulis khusus wartawan dengan nilai imbalan juara satu sebesar Rp 50 juta.

Ya Allah, ini adalah bagian dari ikhtiar hamba sebagai manusia biasa dan semuanya tergantung kemauanmu. Kini aku berserah diri kepadamu apakah memang saya layak untuk diberi mobil atau tidak.

Ungkapan batin saya ini sering saya katakan ketika wajah saya hadapkan kepada sang penguasa. ****

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Rindu Ummi

Hari-hari saya menjadi sunyi, tak ada lagi tawa dan canda yang menghiasi disaat diri ini lelah dan butuh tautan dan sandaran. Ummi, abi rindu akan kehadiranmu untuk saling bertutur kata.

Kerinduan akan senyuman dan kecantikan wajahmu sempat menjadi bayangan belaka, tatkala kau pergi. Tak ada lagi suara yang membangunkan saya di tengah malam untuk melakukan shalat, tak ada lagi kata-kata yang mengingatkan saya untuk shalat subuh tepat waktu.

Tidakkah kau juga merindukan seperti yang abi rasakan?. Suasana kesunyian dalam rumah seperti ini pernah saya alami ketika sang istri sedang beristirahat di rumah orangtuanya.

Pergantian malam terasa hambar, bintang-bintang pun tak lagi mengintip kami yang sedang berdua. Mungkin mereka pun enggan untuk datang atau sekadar menyapa saya karena tidak ada sang bidadari yang memikat pandangan mereka.

Kelelahan saya pun terasa payah karena tak ada lagi yang menyediakan hidangan meskipun hanya sekedar minuman teh ataupun kopi bercampur cream yang biasa engkau sajikan.

Takaran teh dan gula hasil olahan saya sendiri terasa tidak enak dan tak dapat menyegarkan badan. Tetap optimis bi, Insya Allah ummi cepat sehat dan bisa berkumpul lagi. Demikian pesan singkat dari istri ketika saya menyampaikan perihal kerinduan yang saya rasakan. ****

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Nasehat Sang Istri

Ummi tahu kalau abi sebetulnya orang hebat dan layak mencapai kesuksesan. Namun, potensi yang abi miliki masih sekadar menjadi endapan yang disimpan dalam otak dan pikiran abi sendiri.

Nasehat sang istri ini saya dapatkan ketika hati dan pemikiran sedang mengalami kejumudan dalam merancang masa depan. Sebetulnya saya menyadari bahwa ini semua akibat rutinitas keseharian saya yang sudah menjemukan.

Hari-hari saya saat itu seolah seperti sebuah mesin di pabrik, yang berkutat pada satu warna kehidupan. Bosan, suntuk dan buntu menjadi akhir dari rutinitas yang saya jalan selama sekian tahun.

Kehidupan seperti ini membuat saya tidak mampu berpikir akan rencana strategis dalam keluarga. Ummi yakin kalau abi berusaha keras untuk berindak maka semua cita-cita yang pernah kita bicarakan akan terlaksana, demikian berulangkali sang istri memberikan nasehat sekaligus motivasi tatkala diri ini sedang mengalami kelemahan.****

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ke Eropa Atau Mekkah

Andaikan kita diberikan kesempatan untuk jalan-jalan ke luar negeri, saya ingin mengajak istri dan anak ke Eropa. Tidak ada alasan mendasar selain keinginan untuk meningjakan kaki ke tanah yang selama ini selalu menjadi pusat perhatian.

Keinginan ini pun saya sampaikan ke istri disela-sela waktu santau. Andaikan saya punya kesempatan untuk jalan-jalan ke luar negeri ingin saya ajak Fadia ke eropa, kata saya kepada istri sambil memandangi wajah Fadia yang masih imut.

Mendengar mimpi saya, istri langsung mengucapkan Amin. Selanjutnya dia komentar sembari mengajukan usulan. Mendingan ke Mekkah dan Madinaah bi, sekalian umroh dan bisa melihat langsung bagaimana kemegahan Islam dengan simbol ka’bahnya, saran istri sambil mengajak bicara Fadia kecil yang kami pun belum tahu apakah dia mendengarkan atau tidak karena saat itu usianya masih 3 minggu.

Setelah saya berpikir ulang, akhirnya menyetujui saran dari istri. Tapi ngomong-ngomong kapan kita kesana wong belum memiliki uang kok, celetuk saya sambil tertawa. Mendengar komentar saya yang bernada pesimis itu, istripun langsung mengatakan, rizki Allah itu bisa datang dari mana saja, siapa tahu nantinya nasib kita berubah secara ekonomi, kata istri sambil kembali meminta persetujuan Fadia kecil.

Itulah salah satu mimpi yang sering kita bicarakan berdua ketika waktu santai. Meskipun belum tahu darimana datangnya rizki dan kapan mimpi itu bisa tercapai tapi paling tidak kami memiliki semangat untuk pergi ke tanah suci Mekkah. ****

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Lebaran Tak Sendiri Lagi

Idul fitri tahun 2007 merupakan hari raya yang paling istimewa diantara lebaran sebelumnya. Pada lebaran kali ini saya sudah tidak sendiri lagi karena kini ditemani sang istri tercinta.

Jika sebelumnya saya terkesan cuek untuk pulang ke kampung halaman. Namun, idul fitri kali ini saya terkena kewajiban untuk pulang karena ditunggu sang mertua.

Memang semua menjadi berubah, hidup saya yang dahulu bebas tanpa adanya ikatan apapun. Kini, harus mengakomodir keinginan orang lain, baik itu istri maupun mertua.

Selain itu, saya pun harus keliling menemani istri untuk menemui keluarganya. Yah, paling tidak memperkenalkan diri saya yang sudah resmi menjadi suami. Jujur saya akui sebelumnya tidak terlalu tertarik untuk pulang ke kampung meskipun hari raya idul fitri.

Biasanya untuk sekadar meminta maaf kepada orang tua, saya pulang sebelum lebaran. Dalam benak saya waktu itu adalah yang terpenting substansi permohonan maaf kepada orangtua yang menurutku tidak selalu dilakukan pada momen idul fitri.

Sisi lain dari lebaran pasca menikah adalah proses penyadaran saya, dimana hidup berkeluarga membutuhkan ikatan dan pegangan yang kuat supaya pertautan batin dan rasa asah diantara keluarga selalu rekat, meskipun ada angin yang terkadang membuat kita kaget.

Kini, sejak tahun 2007 saya bisa merayakan lebaran tanpa harus sendiri lagi. Apalagi dengan kehadiran Fadia kecil yang masih imut dan lucu, yang kadang-kadang tingkahnya membuat orang di sekilingnya tertawa. ****

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS